...Bagi Bapak/Ibu/Sdr/i yang baru pertama kali bersekutu dan beribadah di Jemaat GKE Banjarbaru, kami atas nama Majelis Jemaat GKE Banjarbaru mengucapkan selamat datang dan selamat bersekutu di GKE Banjarbaru dan jika Saudara/i memerlukan pelayanan gereja agar menghubungi Ketua Lingkungan masing-masing atau Sekretariat setiap hari Selasa s/d Minggu. Tuhan memberkati. ...

27 Juni 2014

Doa & Harapan

SIKAP DI DALAM DOA

Renungan Kristen : Matius 6:5-8

Doa..... apalagi namanya kalau bukan sebagai “nafas hidup orang beriman” seperti yang sering orang istilahkan? Ya, itulah makna doa. Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa doa adalah “meminta” kepada Tuhan. Oh, itu juga ada benarnya. Sebab, apa pun alasan Anda mendefinisikan tentang doa, ujung-ujungnya pasti juga soal meminta. Ada juga orang mengatakan bahwa berdoa itu adalah sarana “berkomonikasi dengan Allah”. Oh, siapa yang mengatakan itu salah? Kalau doa bukan berkomunikasi dengan Allah, lalu apa istilah lain yang lebih tepat untuk kita dapat menggambarkannya secara sempurna? Saudara, sepanjang kita menganggap bahwa doa itu penting dan berharga, sepanjang itu pula kita kita memberikan makna yang berharga sebagai bentuk logis penghargaan kita tentang doa. Tentang doa, tidak jarang saking orang menghargainya, soal cara pun dipersoalkan. Ya, sampai sampai soal mana cara doa yang benar yang sekiranya berkenan kepada Tuhan!

Ada yang berpendapat bahwa berdoa dengan lipat tangan dan pejamkan mata, itu cara yang paling khusuk dalam berdoa. O, ya? Yang lain lagi berpendapat, bahwa berdoa itu bebas, sebebas kita mengekspresikan jiwa kita, tanpa harus terikat dengan cara segala. Biasanya kedua ektrim tersebut mempunyai alasan masing-masing. Yang menganggap bahwa berdoa dengan lipat tangan dan pejamkan mata, itu cara berdoa yang lebih sreg! Oh...oh...oh...oh... alasannya? Karena dengan lipat tangan dan pejamkan mata itu merupakan ekspresi paling mendalam yang merangkum seluruh jiwa raga secara bulat dan utuh. Oh, ya? Sedangkan yang mengatakan, bahwa berdoa dengan dengan tangan bebas, sikap tengadah ke atas dan tanpa tutup mata itulah cara berdoa yang benar! Oh...oh...oh...oh...alasannya? Karena itulah cara berdoa yang paling alkitabiah, ada ayatnya lagi! Oh, ya?

Soal doa..... terkadang kita hanya sibuk mempermasalahkan soal cara, dan soal dengan kalimat apa dan bagaimana kita harus berdoa. Padahal persoalan kita yang paling prinsif adalah, apakah kita sungguh-sungguh menganggap bahwa doa itu sebagai nafas hidup kita? Apakah kita menganggap bahwa doa itu sesuatu yang penting dalam hidup kita sehingga kita menjadi sungguh-sungguh berdoa? Jika jawabnya “Ya”, tentu kita akan selalu berdoa, baik ketika mengawali segala aktivitas memohon penyertaan, petunjuk dan berkat dari Tuhan dan mengakhiri aktivitas kita dengan ucapan syukur dalam doa-doa kita. Bukan hanya sekekali berdoa, kapan-kapan diperlukan. Kapan-kapan berdoa, tunggu masalah menimpa, baru berdoa. Layaknya ban serep, kapan-kapan dibutuhkan! Jika jawabannya “Ya”, tentu kita akan berusaha untuk belajar berdoa, supaya bisa berdoa. Bukan seumuran tak bisa berdoa. Mengucapkan beberapa kalimat mohon berkat Tuhan ketika hadapi piring makanan pun sampai kiamat terlalu sulit untuk diucapkan!

Memang banyak orang yang dapat berdoa dengan lancar, kata-katanya pun indah di dengar. Itu baik, tidak salah. Kita tidak boleh mengatakan bahwa orang-orang yang mengucapkan kalimat doanya dengan indah itu salah. Tidak, tidak sama sekali! Apalagi kalau itu memang cara dia berdoa, karena sudah terbiasa berdoa. Tetapi masalahnya, bila doa itu hanya sebatas mulut, apa pun sikap tubuh yang Anda peragakan, belumlah berarti apa-apa untuk sebuah doa dalam arti yang sesungguhnya! Itu hanyalah ibarat buah-buah plastik. Bagus dan menarik kulitnya, indah bentuknya menyerupai buah yang aslinya, tapi kosong tak berisi. Namun salah jugalah kita, bila hanya karena alasan bahwa karena itu “maha tahu” lalu kita sembarangan saja mengucapkan kalimat doa, kesana kemari tidak jelas tujuan, berputar-putar cukup lama akhirnya kembali ke kalimat semula. Ibaratkan kapal pesiar yang hanya mondar mandir di tengah lautan akhirnya kembali lagi ke dermaga semula! Apalagi bila ini dilakukan untuk doa syafaat, maaf......jangan-jangan hanya memperlambat berkat, padahal Tuhan sudah mau mencurahkan berkat secara cepat! Lalu bagaimana sikap yang benar di dalam doa? Nah ini. Sederhana sekali, seperti yang Yesus ajarkan dalam nas ini. Apa intinya?

Bagaimana Cara Berdoa yang Benar ?

Pertama, berdoa yang benar itu harus dimulai dari kedalaman niat hati yang murni. Bukan dimulai dari cara apa Anda berdoa. Bukan dimulai dari bagaimana tangan, kepala atau mata Anda! Bukan pula dimulai dari mulut atau kalimat yang hanya basa basi ada di mulut, sementara hati masih terpenjara dalam benci, dendam, dan diselimuti awan keduniawian yang hitam! Ya, mulailah dari hati yang murni, dan ekspresikan dengan sepenuh jiwa raga secara nyaman, pantas, yang sekiranya layak Allah berkenan. Jika ini Anda lakukan, kecil kemungkinan Anda akan berdoa seperti orang munafik, seperti yang Yesus sebutkan (ay. 5).

Kedua, ungkapkan saja isi hati Anda secara wajar walau dengan kalimat yang sederhana, dengan kerendahan hati, tapi jelas dan bermana. Bukan sekedar kata-kata indah yang hanya basa-basi semata. Apalagi kata-kata yang sifatnya membentak-bentak, memaksa-maksa Tuhan. Terlebih dengan Tuhan, ucapkanlah kalimat dengan sopan, karena Anda sedang berbicara dengan Raja di atas segala Raja! (ay.7).

Ketiga, milikilah sikap berdoa layaknya seperti seorang anak kepada bapaknya. Ya, layaknya seorang anak yang meyakini bahwa bapaknya pasti lebih mendengarkannya, ketimbang dengan bapak orang lain. Ya, seperti seorang anak yang meyakini bahwa ayahnya pasti menyayangi dan mengasihinya. Ya, seperti seorang anaka yang meyakini bahwa yang akan diberikan bapaknya kepadanya adalah pemberian yang baik, jika ia minta roti atau ikan yang nikmat dan menyenangkan, bukan diberikan batu atau ular atau yang mematikan! ((ay.8; bdk.Mat. 7:8-11). Ya, seperti seorang Anak yang bergantung dan percaya sepenuhnya atas kebaikan, kemurahan dan kasih sayang bapaknya!

Saudara, terlalu sulitkah berdoa? Bisa jadi, bila itu dilakukan dengan cara-cara berdoa orang munafik. Karena orang munafik bila berdoa harus memerankan tiga cara sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana memikirkan strategi supaya dianggap benar-benar berdoa, padahal hatinya tidak. Bagaimana memikirkan kaki, tangan, kepala dan mata terlebih dahulu, ya berdoa sambil berpikir! Belum lagi memikirkan kata-kata untuk di taruh di mulut, sementara hatinya disembunyikan. Ya, berdoa cara munafik memang sulit!

Saudara, apakah berdoa itu sulit? Oh...Ternyata tidak sulit bagi orang-orang yang sungguh rindu untuk berdoa. Yang menjadikan doa itu sebagai nafas hidupnya! Ya, seperti semudah dan seindah ketika anda secara otomatis bernafas. Seperti bahagianya seorang anak ketika berkomunikasi dengan bapaknya walau terkadang ia ungkapkan kata-katanya dengan terbata-bata, polos dan bersahaja. Tapi semua dimengerti oleh bapaknya walau sebelum semua kalimatnya berakhir yang tak mampu ia ucapkan secara tuntas! Saudara, sulitkah berdoa? Oh, tidak! Semudah bila saja Anda mau segera bertindak untuk mencoba. Ibaratkan lampu listrik, tinggal Anda tekan stop kontak maka lampu akan segera menyala! AMIN!

Harapan yang Tak Pernah Hilang

Sebuah harapan adalah awal dari setiap hal yang baik dalam hidup kita. Harapan selalu membantu memberikan rasa percaya untuk mendapatkan yang terbaik, bahkan dalam menghadapi keadaan terburuk sekalipun. Bagi kita orang yang percaya kepada Kristus, harapan jauh lebih dari sekedar keinginan, kerinduan atau pandangan positif, hal itu didasarkan pada janji-janji Allah yang ditemukan dalam FirmanNya.

Kita dapat memiliki harapan dalam hidup tidak peduli apa yang mengelilingi dan terjadi di sekeliling kita, karena kita melayani Allah yang perkasa yang peduli, Allah yang tahu nama kita (Yesaya 45:3), Allah yang memahami keinginan hati kita (1 Tawarikh 28:9), dan Allah yang tahu siapa kita bahkan sebelum kita  dibentuk di dalam rahim ibu (Yeremia 1:5).

Mungkin Anda sedang menghadapi tantangan ataupun kemunduran didalam pekerjaan Anda atau mungkin juga didalam hubungan dengan orang yang anda kasihi. Mungkin Anda sedang berjuang secara finansial atau tekanan hidup yang besar sedang menimpa Anda. Jika itu sedang terjadi pada Anda, JANGAN TAKUT SAUDARA KU ... selalu ada harapan! Allah SELALU ada untuk Anda, DIA tidak akan berpaling dari Anda bahkan tidak untuk sedetikpun !. Sumber daya-Nya tak terbatas, kekuasaan dan cinta kasihNYA tidak mengenal batas. Tuhan ada di pihak Anda. Jangan biarkan musuh, Setan, pikiran Anda sendiri, atau orang lain memberitahu Anda sesuatu yang berbeda yang ingin menjauhkan harapan hidup dari anda. Ingat, jangan pernah menyerah! Lihatlah kepada Allah dan mengharapkan mukjizat, tetaplah berpengharapan.

Saya berdoa agar pengharapan menjadi nyata di dalam kamu. Allah adalah Allah yang "Maha" segalanya. Dia tidak memiliki kekurangan apapun. Dia selalu memiliki solusi bagi setiap persoalan kita.Allah siap untuk berbicara kepada Anda, untuk mendukung Anda dan menyelamatkan Anda.

Di mana harapan Anda hari ini... Apakah pada orang? pada Kemampuan Anda sendiri? pada Pekerjaan Anda? Bangkitkan dan bangunlah harapan Anda hanya pada Yesus saja. Siapa yang berpengharapan di dalam Tuhan dan percaya di dalam Dia, tidak akan pernah kecewa. Yesus adalah satu satunya harapan kita yang tak akan pernah hilang.